Tidak perlu lagi. Semua sudah
selesai sebelum kamu bilang kita sudah selesai. Aku tidak ingat kapan pastinya.
Tapi kutahu kamu tahu. Bahwa semua
kata-kata cinta yang telah kita bisikkan satu sama lain. Semua janji setia yang
kita lanturkan. Semua itu telah luntur.
Aku terlambat
menyadarinya. Ini bukan salahmu sepenuhnya. Jika saja aku bilang dari awal,
dari pertama kali kamu meyentuhkan lututmu pada tanah sambil meminta hidupku.
Bahwa waktu adah tuhan kita, mau tidak mau, yang maha pengubah.
Hal yang paling
sulit dilakukan adalah menghadapi perubahan dengan hati lapang. Tidak takut
pada masa depan yang datang dengan berjuta kejutan; seperti kehilangan diri
kita tanpa menyadarinya.
Ini bukan
tentang pelanggaran yang kamu—dan aku—lakukan. Jika hanya itu alasannya, kita
masih bisa berbicara untuk mengatasinya. Ini juga bukan tentang ketidakpuasan
yang selama ini kita sembunyikan dari benak kita.
Ini tentang
sesuatu yang tidak bisa kutuntut dari dirimu, dan dari diriku.
Kepolosan itu
telah hilang dari diri kita.
Jika kita
mencintai seseorang karena suatu nilai pada diri orang itu. Itu artinya orang
lain dengan nilai yang sama juga akan kita cintai sama besarnya. Iya, kan? Jika
kamu mencintaiku karena aku adalah pendengar yang baik. Kamu akan mencintai
pendengar yang lebih baik dariku.
Itu wajar, kok.
Aku bisa mengerti bagaimana cinta itu tumbuh.
Berawal dari
kebosanan, menjadi keinginan untuk menjelajahi sesuatu yang baru. Dan pastinya
sesuatu yang baru itu bukanlah aku. Bukan juga dirimu saat itu.
Aku mengerti
bagaimana kamu menemukan diri-dirimu di setiap ujung dunia yang kamu kunjungi.
Bagaimana kamu makin merasa utuh setelah menempelkan dirimu yang kamu temukan
pada kamu.
Dan aku tidak
akan mengatakan apa-apa tentang itu; menyerang hanya dilakukan oleh mereka yang
mencari kemenangan. Kuberitahu satu hal: Aku tidak mencari kemenangan. Untuk
apa menang pada hubungan yang tidak lagi memiliki harapan.
Aku hanya ingin
berpesan. Jika suatu saat kamu mencintai seseorang, cintailah ia beserta perubahannya.
Setelah semua
hal di atas, bukankah akhir hanyalah sebuah awal yang baru?
No comments:
Post a Comment