Saturday, November 5, 2016

Cerita dari Minimarket

Memulai cerita adalah bagian yang paling sulit. Entah sudah berapa kali Risa menghindarinya. Memulai berarti membuka kemungkinan untuk kemungkinan-kemungkinan lain. Risa harus siap menghadapi naik turunnya situasi, hatinya harus kuat menahan desakan emosi-emosi, dan yang paling parah adalah otot kakinya harus berjalan kesana-kemari entah menuju lelaki itu atau sekedar mengkhawatirkannya dari rumah.
Cerita yang satu ini sudah ia antisipasi sebelumnya.

Tuesday, November 1, 2016

Hati Mungil Wina


Hari ini juga Wina harus memperketat perburuannya. Ia adalah seorang pekerja keras, Seorang wanita yang merubah mimpi menjadi nyata.
Jadi ia mengolesi gincu tebal-tebal ke bibirnya, menarik stockingnya tinggi-tinggi, mengenakan gaun merah ketatnya yang terbelah sampai paha, menggulung rambutnya dengan jepit catok hingga gelombangnya mampu menenghanyutkan setiap pria. Lalu melangkah anggun ke pesta ulang tahunnya dengan senyum seseksi mungkin.

Monday, February 1, 2016

Cerai

Tidak perlu lagi. Semua sudah selesai sebelum kamu bilang kita sudah selesai. Aku tidak ingat kapan pastinya. Tapi kutahu kamu tahu. Bahwa semua kata-kata cinta yang telah kita bisikkan satu sama lain. Semua janji setia yang kita lanturkan. Semua itu telah luntur.

Telah Retro

Pagi itu Bejo dibangunkan oleh sebuah mimpi. Seorang wanita berlapis warna abu disekujur sweaternya berjalan mendekat perlahan. Roknya yang hanya selutut mengekspos betis ramping beningnya terlalu banyak. Lalu Bejo menyadari ada yang aneh dengan perempuan itu. Di tanah batu tajam yang ia dan Bejo sama-sama pijak , ia tidak mengenakan alas kaki. Menyadari ini Bejo melihat ke wajahnya. Sebelum sempat ia bertanya “Kaki kamu gak sakit?” Perempuan itu telah mendahului Bejo. Ia bertanya pertanyaan yang hampir persis; “Hati kamu gak sakit?”