Sunday, July 19, 2015

Dansa Tanpa Langkah: Kembali

Saat aku kecil, dunia terlihat jauh lebih indah daripada sekarang. Seperti menghasilkan gemerlap warna-warni disana-sini, setiap sudutnya membakar rasa ingin tahu. Dan sedikit jawaban sederhana dari Ayah akan pertanyaanku dapat membuat mataku berbinar-binar takjub.

Sunday, July 12, 2015

Curhatan Malam Seorang Gadis di Zaman Mesin

sebelas lewat dua puluh delapan menit. Malam.
Pesan terakhirku terkirim sebelas lewat empat. Tiga puluh menit yang lalu. Pesan terakhirmu tepat lima menit sebelumnya. Kombinasi angka itu membawaku ke satu kesimpulan; Kamu sudah tidur.

Sunday, July 5, 2015

That Fucking Smile

Namaku terdengar seperti ledakan begitu mas Doni menyebutnya. Luar biasa memang, bagaimana panggung dapat mempengaruhi sistem biologis manusia, bahkan tanpa menyentuhnya. Aku mulai keringat dingin, telapak tanganku basah, dan aku bisa merasakan kakiku bergetar kecil. Bukan berarti karena panggungku kecil dan penontonku hanyalah segerumbul anak—banyak sekali anak kecil—umur empat sampai delapan tahun, aku bisa lebih santai melakukannya. Ini tentang sesuatu yang jauh lebih dari menghibur anak-anak.

Tentang Hidup

Hitam. Setiap orang di ruangan itu mengenakan pakaian serba hitam. Mereka berdiri canggung dalam hening yang merajam, mengingatkan mereka tentang sesuatu yang telah mereka tinggal; eksistensi. Beberapa memegang gelas berisi anggur. Sebagian lainnya menyembunyikan kedua tangannya di dalam saku mereka dan menatap lantai. Ada juga yang menenteng piring kertas kecil bertahtakan kue legam tak terkunyah.

Malam Panjang

Malam merenggang di antara mereka. Tanpa waktu yang bisa dihitung, maupun ruang yang bisa digambar. Mereka  berdua duduk di sana, memandang sesuatu yang terus-menerus berputar dalam putaran liar; Potret-potret itu, atmosfir-atmosfir itu, degap-degup itu.

Jatuh

Sejak lama, aku ingin jatuh tanpa harus takut pada dasar. Dan hari ini, kamu menunjukkanku pada jurangnya. Menggoda sekali, pikirku. Sudah lama aku membayangkan bagaimana rasanya angin menerpa wajah dan rambut kala aku jatuh. Bagaimana pakaianku akan terangkat keatas, bekepak tak karuan. Juga akan sebagaimana keringnya nanti gigiku lantaran tak bisa berhenti tersenyum.
Pasti akan menjadi momen paling bahagia di hidupku.

Meta-morposis


Meta sekarang sudah jadi mahasiswi bandung. Tidak lagi pakai seragam putih abu-abu. Jurusan teknik mesin. Tiap hari disodori angka dan fisika. Disodori integral, vektor, aljabar atau apalah itu namanya. Yang pasti semenjak Meta lulus SMA dia tak pernah lagi main kerumah. Mungkin karna kakak masuk perguruan tinggi yang berbeda. Atau memang karna Meta tak punya waktu.

Sunday, April 5, 2015

Drama di Stasiun

Rutinitas. Aku mengawali pagi ini dengan rutinitas. Semua orang sudah tahu rutinitas pagi; bangun, mandi, sarapan, pakai baju, berangkat. Itu. Selalu itu. Tidak pernah berganti selama lima tahun aku bekerja. Lelah? Pasti. Ingin melakukan yang lain? Pasti. Mungkin? Tidak.
Manusia adalah budak uang. Tidak ada yang tidak tahu kalau kita adalah budak. Tapi, toh, kita senang jadi budak.

Sunday, March 8, 2015

Hujan Sesuai Selera

Malam ini, hujan turun dengan tenang. Tidak seperti biasa, yang deras jatuh sekuat tenaga memporak-poranda udara.
Malam ini hujan turun secukupnya. Seperti yang tercantum pada instruksi di buku-buku masak; “Taburkan gula sesuai selera,” selera disini berarti jumlah kuantitas gula yang penikmat mau. Dan memang benar, hujan Malam ini turun sesuai seleraku.

Surat Rachel

Kamu ingat saat pertama kita bertemu? Tidak mungkin kamu bisa lupa. Momen seperti itu tidak datang dua kali dalam hidup kita. Jadi pasti kamu masih ingat, Iya kan?
AC kantin rumah sakit yang tidak dingin, selang infusku yang menjuntai, teh kemasan yang kamu benci tapi saat itu kamu haus sekali jadi kamu tidak punya pilihan lain. Di sana ramai, sampai-sampai kita tidak bisa menyembunyikan suara kita.

Sunday, February 22, 2015

Mayones

Sampai sekarang mayones masih tersasa aneh di lidahku. Padahal dia suka sekali makan salad dengan mayones. Kalau aku, jangankan salad, sayur saja tak doyan. Katanya salad itu sehat, dia berkali-kali meyakinkanku bahwa makanan rendah kalori itu bisa bikin langsing. Lalu suatu hari saat aku makan malam dirumahnya, aku mencicipi sesendok salad dari mangkoknya. Ada kombinasi menarik dari dua unsur menjijikan itu, yang membuatku jatuh cinta seketika.

Sunday, February 15, 2015

Jeruk

Dua gelas kopi di atas meja, americano dan cappucino. Satu gelas setengah penuh sedangkan yang lain sudah sepenuhnya kosong. Di sore yang kelabu itu, Frans sedang bersantai di kedai favoritnya. Minum kopi, dua sekaligus. Terduduk sembari membaca berita-berita monoton di koran harian. Laptopnya ia biarkan terbuka memampangkan grafik-grafik yang terus menggeliat tidak peduli pemiliknya sedang apa.

Sunday, February 8, 2015

Angkasa Ion


Seratus ribu meter, angka yang tertulis di panel penunjuk jarak saat terakhir kali Ion meninggalkan pesawat. Seratus ribu meter adalah ruang yang berada diantara Ion dan permukaan bumi. 
Sementara itu, Lima puluh detik adalah berapa lama Ion telah terpisah dengan pesawatnya. Detik-detik yang telah dihabiskan Ion dengan penuh kepanikan dan kecemasan. Ion menjauh dengan kecepatan konstan menjauhi bumi, sekitar tiga meter perdetik. Lamban tapi menyiksa.

Sunday, February 1, 2015

Jurnal Sihir

Aku Arnold. Dan Mary, adalah penyihir wanita paling mengerikan yang pernah kukenal. Selama aku sekelas dengannya, dia telah berkali-kali menyihirku.  melewati kemampuanku untuk sekedar tahu.
Mary bisa menyihirku dari jarak jauh sekalipun ia ingin. Tinggal kirimi aku pesawat kertas, walaupun hanya sapa, kuyakin aku akan langsung ceria. Dan suasana kelas yang tadinya penuh angka dan jaring laba-laba, menjadi dunia pelangi jenaka dan kudamba.

Sunday, January 25, 2015

Cinta Bumi Terhadap Langit

Bumi sudah memandang Langit semenjak waktu belum diciptakan. Tak pernah luput sedetik pun Langit dalam bayang Bumi. Pandangan terhangat pertama dalam sejarah galaksi. Dan arti dari itu masih belum terungkap.
Sebelum ada manusia, Bumi tidak tahu apa-apa. Tetapi semenjak Manusia bercocok tanam dengan penuh perhatian, Bumi belajar tentang cinta dan kasih sayang.

Kunang dan Kenangnya

Nanang  adalah kunang-kunang kecil yang tidak mampu bercahaya. Dari sebelum dilahirkan, rohnya menolak untuk jadi kunang-kunang. Tuhan mengutuknya. Nanang tak bisa benderang dan diberi umur yang panjang.
Malam pertama Nanang menjadi kunang-kunang ia tahu bahwa ini bukanlah takdirnya. Ia menolak untuk kawin seperti yang kawan sebangsanya lakukan malam itu.